Kehidupan Suku Baduy
Di era globalisasi seperti ini masih saja ada sistem kepercayaan di Indonesia sudah keluar dari ambang batas , karna masih banyak masyarakat yang mengandung spiritual atau mistik
Padahal sudah jelas sekali dalam agama jika kita percaya kepada ilmu mistis seperti itu hukumnya haram , tapi mungkin di beberapa daerah yang sangat jauh dari perkotaan lebih banyak masyarakat yang mengandung kepercayaan seperti itu.
Contohnya adalah masyarakat baduy atau yang lebih dikenal juga kanekes. Masyarakat Suku Baduy yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Agama yang dianut masyarakat Baduy adalah agama Sunda Wiwitan, yakni sebuah kepercayaan yang dianut masyarakat Sunda jaman dahulu yang mendapatkan pengaruh besar dari budaya Hindu. Namun ada juga sebagian masyarakat Baduy Kanekes yang memeluk agama Islam dan Budha. Yang paling pokok dalam sistem kepercayaan mereka, apapun agamanya adalah bahwa segala macam sesuatu yang berkaitan dengan pola kehidupan mereka tidak boleh atau pantang untuk diubah. Moto masyarakat Kanekes adalah “Lojor henteu beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung”, mereka menganggap segala hal yang sudah ada di dunia ini tidak boleh diubah dalam bentuk apapun, sehingga mereka tidak menerima kemajuan dalam bentuk apapun.
Masyarakat Baduy sangat keberatan setelah Pemerintah Kabupaten Lebak tidak lagi memperbolehkan dicantumkan agama Sunda Wiwitan pada identitas KTP dengan alasan tak memiliki dasar hukum.
Pemerintah hanya mengakui enam agama yang dianut warga Indonesia pada identitas KTP, yakni Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
Pendapat “ tidak selamanya niat baik akan akan menghasilkan yang baik, biarkan saja suku Baduy dan Suku2 terasing lainnya di bumi Nusantara untuk tidak diintervensi mereka tidak mengganggu malah kalau mau jujur kita harus belajar banyak kepada kehidupan mereka dari tatanan Pertanian ,Hukum,menjaga kelestarian alam dan Pemerintah turut menjaga hak2 tanah adat mereka.
Komentar
Posting Komentar